Header Ads Widget



MENGERJAKAN AMALAN-AMALAN SUNNAH DALAM KEHIDUPAN



إِنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ. 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَٰحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَآءً ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ٱلَّذِى تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَٰلَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

قَالَ اللهُ اَمَّا تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا


Kaum Muslimin Yang Dirahmati Allah,

Marilah Bersama-sama kita panjatkan rasa puji dan Syukur kita kepada Allah Tabarak awa Ta’ala atas segala limpahan Rahmat serta berbagai karuniaNya kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi dan rasulNya yang mulia, seorang nabi dan rasul penutup serta penyempurna syari’at Allah di muka bumi ini.

Pada kesempatan yang mulia ini, marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan sebenar-benar takwa, yaitu dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga Allah memberikan keberkahan dalam hidup kita di dunia dan akhirat.

Kaum Muslimin Yang Dirahmati Allah

Pada kesempatan yang penuh berkah ini, khatib ingin mengajak diri khatib sendiri dan seluruh jamaah untuk menghidupkan amalan-amalan sunnah dalam kehidupan sehari-hari. Amalan sunnah adalah amalan yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tidak hanya membawa keberkahan, tetapi juga menambah kecintaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur'an:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا.

Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (QS. Al-Ahzab: 21)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَحْيَى سُنَّتِيِ فَقَدْ أَحَبَّنِيِ وَمَنْ أَحَبَّنِيِ كَانَ مَعِيِّ فِي الْجَنَّةِ.

Barang siapa yang menghidupkan sunnahku, maka ia telah mencintaiku. Dan barang siapa mencintaiku, maka ia akan bersamaku di surga. (HR. At-Tirmidzi)

Kaum Muslimin Yang Dirahmati Allah

Ada banyak bentuk Amalan-ibadah Sunnah yang dapat kita kerjakan dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti mengerjakan berbagai ibadah shalat sunnah, di antaranya adalah mengerjakan Shalat Sunnah Rawatib. 

Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang dikerjakan sebelum atau sesudah shalat fardlu, atau shalat-shalat sunnah yang mengiringi ibadah shalat fardlu. Mengerjakan shalat sunnah rawatib ini mengandung banyak faedah bagi seorang hamba Allah yang beriman. Di antaranya:

Untuk menutupi berbagai kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan shalat-shalat wajib. Sebagaimana yang disampaikan Nabi shallallahu’alaihi wasallam dalam sebuah haditsnya:

أَوَّلَ مَا إِنَّ يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمُ الصَّلاَةُ قَالَ يَقُولُ رَبُّنَا جَلَّ وَعَزَّ لِمَلاَئِكَتِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ انْظُرُوا فِى صَلاَةِ عَبْدِى أَتَمَّهَا أَمْ نَقَصَهَا فَإِنْ كَانَتْ تَامَّةً كُتِبَتْ لَهُ تَامَّةً وَإِنْ كَانَ انْتَقَصَ مِنْهَا شَيْئًا قَالَ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِى مِنْ تَطَوُّعٍ فَإِنْ كَانَ لَهُ تَطَوُّعٌ قَالَ أَتِمُّوا لِعَبْدِى فَرِيضَتَهُ مِنْ تَطَوُّعِهِ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ عَلَى ذَاكُمْ

Sesungguhnya amalan yang pertama kali akan diperhitungkan dari manusia pada hari kiamat dari amalan-amalan mereka adalah shalat. Kemudian Allah Ta’ala mengatakan pada malaikatnya dan Dia lebih Mengetahui segala sesuatu. Lihatlah kalian pada shalat hamba-Ku, apakah sempurna ataukah memiliki kekurangan? Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yang sempurna. Namun, jika shalatnya terdapat beberapa kekurangan, maka lihatlah kalian apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah? Jika ia memiliki shalat sunnah, maka sempurnakanlah pahala bagi hamba-Ku dikarenakan shalat sunnah yang ia lakukan. Kemudian amalan-amalan lainnya hampir sama seperti itu. (HR. at-Tirmidzi)

Banyak mengerjakan ibadah shalat sunnah samalah artinya kita memperbanyak sujud kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Semakin banyak kita bersujud kepad Allah, maka semakin banyak pula kebaikan yang Allah berikan kepada kita. 

Ma’dan bin Abi Thalha al-Ya’mariy meriwayatkan bahwa di pernah bertanya kepada Tsauban Maula Rasululullah shallallahu’alaihi wasallam: 

أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ أَعْمَلُهُ يُدْخِلُنِي اللَّهُ بِهِ الْجَنَّةَ. أَوَ قَالَ قُلْتُ: بِأَحَبِّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ. فَسَكَتَ. ثُمَّ سَأَلْتُهُ فَسَكَت. ثُمَّ سَأَلْتُهُ الثَّالِثَةَ فَقَالَ: سَأَلْتُ عَنْ ذَلِكَ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم. فَقَالَ :‌عَلَيْكَ ‌بِكَثْرَةِ ‌السُّجُودِ ‌لِلَّهِ. ‌فَإِنَّكَ لَا تَسْجُدُ لِلَّهِ سَجْدَةً إِلَّا رَفَعَكَ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً. وَحَطَّ عَنْكَ بِهَا خَطِيئَةً". قَالَ مَعْدَانُ: ثُمَّ لَقِيتُ أَبَا الدَّرْدَاءِ فَسَأَلْتُهُ. فَقَالَ لِي مِثْلَ مَا قَالَ لِي ثَوْبَانُ.

Beritahukan kepadaku sebuah amalan yang jika aku kerjakan, Allah akan memasukkan aku ke dalam surga. Atau aku berkata: Beritahukan kepadaku tentang amalan yang paling dicintai oleh Allah. Lalu ia diam. Kemudian aku bertanya lagi, tetapi ia tetap diam. Aku bertanya untuk ketiga kalinya, lalu ia berkata: Aku pernah bertanya tentang hal itu kepada Rasulullah ﷺ. Beliau menjawab:

Hendaklah kamu memperbanyak sujud kepada Allah. Karena tidaklah kamu bersujud satu kali kepada Allah, melainkan Allah akan mengangkatmu satu derajat dan menghapuskan darimu satu kesalahan.

Ma’dan berkata: Kemudian aku bertemu Abu Darda, dan aku bertanya kepadanya. Ia pun menjawab seperti apa yang dikatakan oleh Tsauban kepadaku. (HR. Muslim)

Rutin mengerjakan shalat rawatib 12 raka’at dalam sehari semalam akan dibangunkan baginya sebuah rumah di surga.

Dari Ummu Habibah, salah seorang istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, meriwayatkan bahwa Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِىَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ

Barangsiapa mengerjakan shalat sunnah dalam sehari-semalam sebanyak 12 raka’at, maka karena sebab amalan tersebut, ia akan dibangun sebuah rumah di surga.(HR. Muslim). 

Ummu Habibah berkata: Aku tidak pernah meninggalkannya, yaitu shalat sunnah yang dua belas raka’at (shalat sunnah rawatib tersebut) semenjak aku mendengarnya dari Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. ‘Anbasah berkataa: Aku tidak pernah meninggalkannya setelah mendengarnya dari Ummu Habibah. ‘Amar bin Aus berkata: Aku tidak pernah meninggalkannya setelah mendengarnya dari ‘Anbasah. An-Nu’man bin Salim berkata: Aku tidak pernah meninggalkannya setelah mendengarnya dari ‘Amar bin Aus.

Kaum Muslimin Yang Dirahmati Allah

Perbuatan mulia dari para perawi hadits di atas menggambarkan betapa besarnya keagungan dan kemuliaan shalat sunnah rawatib tersebut sehingga mereka tidak pernah meninggalkannya semenjak mereka mengetahuinya.

Dan yang dimaksudkan dengan shalat sunnah dua belas raka’at dalam sehari semalam itu dijelaskan dalam hadits riwayat At-Tirmidzi, sebagaimana ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ ثَابَرَ عَلَى ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنَ السُّنَّةِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ

Barangsiapa merutinkan shalat sunnah dua belas raka’at dalam sehari, maka Allah akan membangunkan bagi dia sebuah rumah di surga. Dua belas raka’at tersebut adalah empat raka’at sebelum zhuhur, dua raka’at sesudah zhuhur, dua raka’at sesudah maghrib, dua raka’at sesudah ‘Isya, dan dua raka’at sebelum shubuh.(HR. At-Tirmidzi)

Shalat sunnah qabliyah shubuh atau juga disebut dengan shalat sunnah fajar memiliki keutamaan sangat luar biasa. Di antaranya disebutkan dalam hadits ‘Aisyah, bahwa Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

‌رَكْعَتَا ‌الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا جَمِيعًا

Dua raka’at sunnah fajar (qobliyah shubuh) lebih baik daripada dunia semua (seisi)nya.(HR. Ahmad) 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersemangat melakukan shalat sunnah fajar ini, sampai-sampai ketika safar pun beliau tidak pernah meninggalkannya. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan:

لَمْ يَكُنِ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – عَلَى شَىْءٍ مِنَ النَّوَافِلِ أَشَدَّ مِنْهُ تَعَاهُدًا عَلَى رَكْعَتَىِ الْفَجْرِ

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah memiliki perhatian yang luar biasa untuk shalat sunnah selain shalat sunnah fajar. (HR. Bukhari). 

Dalam berbagai penjelasan para ulama menyebutkan bahwa: Termasuk di antara petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika bersafar adalah meng-qashar shalat fardhu (shalat yang empat raka’at menjadi dua raka’at) dan menjama’ (menggabung dua shalat fardhu pada satu waktu) serta beliau tidak mengerjakan shalat sunnah rawatib qabliyah dan ba’diyah. Yang biasa beliau tetap lakukan adalah mengerjakan shalat sunnah witir dan shalat sunnah qabliyah shubuh. Beliau tidak pernah meninggalkan kedua shalat ini baik ketika bermukim dan ketika bersafar.

Dalam kitab al-Muwat-Tha’, Imam Malik rahimahullah meriwayatka: Bahwa Abdullah bin Umar semoga Allah meridhai mereka berdua apabila tidak sempat melakukan shalat qabliyah faajr itu, maka beliau melakukannya sekalipun mata hari sudah terbit. 

Kaum Muslimin Yang Dirahmati Allah

Selain shalat sunnah qabliyah subuh sebagaimana telah dijelaskan di atas, ada lagi shalat sunnah rawatib yang seharusnya kita amalkan pula, yaitu empat raka’at sebelum Zhuhur dan dua raka’at sesudahnya, sebagaimana yang terdapat dqalam Riwayat yang bersumber dari Ummahatul mukminin, yaitu Ummu Habibah radhiyallahu’anha, beliau menyebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

‌مَنْ ‌حَافَظَ ‌عَلَى ‌أَرْبَعِ ‌رَكَعَاتٍ ‌قَبْلَ الظُّهْرِ وَأَرْبَعٍ بَعْدَهَا حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ

Barangsiapa merutinkan shalat sunnah empat raka’at sebelum Zhuhur dan empat raka’at sesudah Zhuhur, maka akan diharamkan baginya neraka. (HR. Abu Daud) 

Kaum Muslimin Yang Dirahmati Allah, 

Demikianlah besar keagungan dan keutamaan mengerjakan ibadah-ibadah sunnah, dalam hal ini adalah mengerjakan ibadah shalat-shalat sunnah, lebih tegasnya adalah ibadah-ibadah shalat sunnah rawatib, yaitu shalat-shalat sunnah yang mengiringi shalat-shalat hardlu. Semoga Allah Tabarak awa Ta’ala senantiasa memberikan Taufiq dan hidayahNya kepada kita semuanya sehingga kita mampu mengerjakan berbagai ibadah yang agung dan mulia ini.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


Dr. Darwis Abu Ubaidah

  Ketua PERSADA Pusat

KHUTBAH KE DUA


إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

اَمَّا بَعْدُ, فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ، وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ

اَللَّهُـمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذاَبِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذاَبِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْـنَةِ الْمَحْياَ وَالْمَماَتِ وَمِنْ فِتْـنَةِ الْمَسيِحِ الدَّجاَّلِ

اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. 

عِبَادَ اللهِ . إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. ولَذِكْرُاللهِ أَكْبَرُ