Pembukaan: Puji syukur kepada Allah SWT dan selawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, dan para sahabatnya.
Isi Ceramah:
Pertama, hadis dari Umar bin Khattab: Hadis yang diriwayatkan dari Umar bin Khattab, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niat, dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan." Hadis ini menegaskan betapa pentingnya niat dalam setiap amal.
Kedua, hadis dari Abu Hurairah: Rasulullah SAW juga bersabda, "Amalan itu tidak dinilai dari kedudukan atau rupa seseorang, melainkan dari ketakwaannya kepada Allah dan ketulusan niatnya, serta dari sikapnya yang tidak mencari pujian (riya')."
Ketiga, contoh hijrah: Sebuah kisah tentang seseorang yang hijrah. Jika niat hijrahnya hanya untuk menikahi seorang wanita, maka itulah yang akan ia peroleh. Ini menekankan bahwa niat yang tulus sangat menentukan hasil yang didapatkan.
Keempat, pentingnya niat yang tulus dan ikhlas: Setiap amal harus dilandasi niat yang tulus dan ikhlas serta dilakukan sesuai dengan petunjuk syariat.
Kelima, definisi ikhlas: Ikhlas adalah melakukan sesuatu semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah SWT, tanpa maksud yang lain selain menaati perintah-Nya.
Keenam, tiga syarat ikhlas: Niat yang tulus untuk Allah; amalan yang dilakukan hanya karena Allah; dan ketepatan dalam pelaksanaan: tepat waktu, tepat sasaran, dan sesuai ajaran Islam.
Ketujuh, ikhlas dalam bekerja: Apakah bekerja dengan mengambil upah seperti guru atau dokter dapat dikaitkan dengan keikhlasan? Hal ini tergantung pada niatnya. Jika dilakukan karena Allah dan untuk mencari ridha-Nya, maka pekerjaan tersebut tetap bisa dianggap ikhlas.
Kedelapan, riya' sebagai lawan ikhlas: Riya', yang merupakan syirik kecil, adalah lawan dari ikhlas dan harus dihindari. Pembahasan mengenai riya' akan dilanjutkan pada kesempatan berikutnya.
Kesembilan, penutup: Permohonan maaf jika terdapat kekurangan dalam penyampaian dan harapan agar ceramah ini bermanfaat bagi para jamaah.
(Disarikan dari ceramah subuh oleh Ustaz Dr KH Muharir Asy’ari Lc M.Ag di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Sabtu, 31 Agustus 2024)
Reporter: Darmawan Abidin
Editor: Sayed M. Husen