Sebagai hamba Allah yang beriman, kita harus menyadari bahwa kewajiban menjalankan aturan syariat tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Aturan Islam berlaku pada bisnis, politik, ekonomi, hingga olahraga. Tidak ada alasan bagi muslim untuk mengabaikan aturan kewajiban menutup aurat dengan alasan olahraga. Apalagi, menutup aurat bukanlah halangan untuk membuat seorang olahragawan muslim untuk sukses dalam karirnya.
Saya pribadi tertarik melihat cara berpakaian seorang (mantan) pemain muda Persiraja, Zikri Ferdiansyah yang terlihat sempurna menutup aurat baik saat latihan atau bertanding. Jika memperhatikan cara bermainnya, tidak nampak ada tanda-tanda kalau menutup aurat sempurna itu dapat mengganggu pergerakannya. Pemain ini sering jadi Man of The Match dalam beberapa pertandingan liga 2, bahkan jadi pemain muda terbaik putaran pertama liga 2 2023/2024. Kalau bukan karena blunder yang membuat finalty bagi Malut saat pertandingan penentu, saya sudah mengutarakan ini jauh-jauh hari sebelumnya. 😊
Sebagai daerah yang menjalankan syariat Islam, olahragawan Muslim dan olahragawan Aceh khususnya, perlu untuk selalu menjaga aturan Islam dalam olahraga. Mirisnya, saat nyoe maken rame yang pakek luweu ateuh pha bak nanggroe tanyoe. Kon cuma atlet, aneuk-aneuk muda yang plueng bineh jalan lagee tan malee le peudeuh uram pha. Kon cuma lam kota atau di Banda, pat Laen kureung leubeh juga sama.
Perlu ada kesadaran bersama untuk saling mengingatkan bahwa sebagai Muslim kita harus siap menjalani aturan Islam dalam setiap kondisi. Lebih-lebih Aceh sebagai daerah yang menerapkan syariat Islam, Pemerintah perlu memberikan perhatian serius agar aturan Islam senantiasa dapat terjaga, termasuk dalam dunia olahraga. Kita berharap, Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI yang akan diadakan di Aceh pada September ini, tidak mengabaikan kearifan Aceh dan Syariat Islam.
Sumber : fb Muhammad Iqbal Jalil